Lokasi desa ini terletak di sekitar area taman nasiaonal halimun salak dengan ketinggian 500-700 mdpl,dengan kondisi iklim yang sejuk dengan suhu sekitar 23-27`C.pada saat zaman kolonial belanda parakansalak menjadi salah satu tempat paforit sebagai tempat peristirahatan tuan-tuan dan noni-noni dari batavia,selain puncak cianjur untuk area priangan barat.
Sejarah penamaan desa ini menurut masyarakat berasal dari bahasa asing yaitu park under zallck dalam lidah lokal menjadi parakan salak,tetapi menilik dari bahasa sunda yang berlaku,banyak pula nama tempat yang memakai kata parak/parakan seperti parakan muncang atau parakan jaya yang terletak di kab.bogor,yang pasti sejarah panjang desa ini tak bisa di telusuri hanya dengan ingatan beberapa generasi,mungkin ada arti lain dari nenek moyang untuk penamaan suatu daerah misalnya.
dengan sejarah panjang dan banyak peninggalan-peninggalan dari berabad-abad,seperti situ sukarame yang adalah danau buatan dari di bendungnya sebuah telaga atas perintah seorang tuan tanah pada zaman kolonial yang ingin berlayar-layar dengan leluasa di telaga yang konon di lewati 7 aliran sungai kecil itu tentunya dengan pasti utamanya untuk pembangunan irigasi modern.dengan di kelilingi perkebunan yang mencapai ribuan hektar.perkebunan daerah ini dulunya di tanami karet lalu di ganti dengan tanaman teh ketika komoditi teh mencapai kenaikan permintaan dari pasar eropa,timur tengah dan amerika pada kisaran taun tujuhpuluhan..
Hal yang menarik dri desa ini adalah aliran air irigasi yang teratur,sehingga air ada di mana-mana,pembangunan irigasi sejak zaman belanda yang hingga saat ini masih di gunakan dan mengairi banyak wilayah pertanian yang subur,bahkan aliran irigasi-irigasi tersebut mengaliri wilayah hilir sejauh 10 km.pembangunan irigasi tidak hanya membawa banyak manfaat,tetapi di samping itu juga ada hal negativnya pada ekosistem sungai,seperti yang saya rasakan.salahsatunya adalah tidak mampunya ikan-ikan hilir seperti senggal/baung,arelot,hampala dll melewati arus bendungan yang deras,keadaan itu di perparah dengan kurangnya kesadaran warga sekitar memelihara ekosistem perairan,dengan membuang sampah ke sungai dan seringkali mlakukan overfishing dengan menggunakan racun dan listrik untuk menangkap ikan yang secara otomatis menghancurkan banyak spesies rentan,juga penggunaan pestisida yang nyata telah menghapus kehidupan udang sungai di habitatnya,yang akhirnya jadilah sungai yang miskin spesies biota dan terkesan kotor dan tidak menarik.
ooh
BalasHapusparakansalak kompak
BalasHapus